Hi?

Hi?


It is been a while. Dalam sekejap, sudah setengah dari 2024 berlalu. Pada awal tahun, saya sudah berhasil merampungkan studi Magister yang saya ambil pada tahun 2021 ketika pembatasan sosial berskala besar atau yang lebih sering disebut lockdown terhadap COVID-19 masih berlangsung. Setelah melaksanakan pembelajaran daring selama dua semester, saya terbang menyeberangi pulau untuk melanjutkan beberapa sisa semester sebelum akhirnya, berhasil saya selesaikan di tahun ini.


Hidup rasanya tak seperti dahulu. Tidak lagi sekaya rasa nano-nano. Tidak pula sebegitu mendebarkan kisah-kisah yang saya pernah tuangkan dalam laman lawas ini. Ah, bicara perihal itu, laki-laki yang kerap kali saya bicarakan di sini, sudah terbang bersama pilihan hatinya. Jauh, sangat jauh sebelum saya sadar bahwa ternyata perasaan yang saya simpan untuknya hanyalah bunga tunggal yang tak pernah saya tunjukan kepada orang lain dan mati dengan sendirinya.


Bicara tentang masa kini, hati yang saya simpan rapat-rapat ini rupanya masih tak bertuan. Mungkin sudah terlalu lama mendekam dalam relung yang sepi, hingga perasaan-perasaan itu membatu tanpa saya sadari. 


Saya merasa gagal dalam banyak hal, meskipun kerap kali pujian dan ucap kebanggaan dilontarkan oleh kedua orang tua saya ketika mereka mengucapkan berita saya kepada orang lain. Hidup tak lagi berarti sama bagi saya, yang saat ini merasa tak lebih dari butiran debu yang tak bernilai. Saya merasa kosong yang bukan main, meski berkali-kali telah mengusahakan untuk sekadar merasa akan sesuatu. Pikiran-pikiran jahat itu bermuara dalam jantung saya, membentuk gumpalan-gumpalan yang kapan saja dapat meledak dan membuat detak kehidupan saya terhenti tiba-tiba.


Saya merasa terburuk dari yang terburuk.


Perasaan menakutkan ini, bisakah saya hilangkan suatu saat nanti?